Sebagaimana layaknya pemilu-pemilu sebelumnya, saat ini bertebaran pula janji-janji dari caleg, hampir di semua media massa. Mulai dari koran, spanduk, banner, baliho, brosur, iklan dan jelas tidak ketinggalan di setiap kampanye-kampanye dialogisnya. Di artikel ini saya tidak berkepentingan untuk membuktikan apakah janji itu benar? Sekedar obral? Atau bahkan hanya akal-akalan sang caleg? Wallahu A'lam. Namun yang saya coba soroti adalah bagaimana kita mengkritisi dan menyikapi model-model caleg dengan gayanya yang senang memberi janji kepada calon pemilih. Dengan istilah keren voter education :)
Saya mulai dengan tugas dan tanggung jawab anggota dewan. Sudah sangat jelas bahwa setiap anggota dewan itu adalah wakil rakyat, yaitu seseorang yang diamanahi rakyat untuk mewakilinya dalam berkontribusi dalam pemerintahan, menyuarakan aspirasi konstituennya. Makanya, jangan sampai golput, karena keterwakilan anda akan sangat menentukan. Sehingga dalam konteks seperti ini maka menurut saya sudah seharusnya, sudah semestinya dan sudah sepantasnya bila seorang anggota dewan nanti akan memperjuangkan nasib rakyat, membela kepentingan rakyat.
Janji-janji caleg kepada calon pemilih tentang sembako murah, sekolah gratis, perbanyak lapangan kerja, peningkatan gaji, dan bla bla bla mestinya tidak kita telan mentah-mentah. Kenapa? Ya karena itulah tugas mereka :). Yang perlu kita kritisi lebih jauh adalah pertama, bagaimana caranya? Bagaimana mereka dapat mewujudkannya? Yang kedua, harus kita pahami bersama bahwa keputusan final rapat dewan terkait program dan agenda-agenda yang lainnya itu adalah hasil kesepakatan dan persetujuan bersama. Sehingga satu atau sedikit anggota dewan saja yang lantang bersuara akan kalah ketika terjadi voting. Di sini letak urgensinya kenapa kita harus memilih dan mendukung wakil-wakil rakyat yang benar-benar PEDULI terhadap rakyat, sehingga mempunyai suara yang dominan dalam rapat dewan.
Terakhir, PEDULI saja tidak cukup, tapi harus juga yang BERSIH dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Ya percuma klo ternyata di balik kepeduliannya dengan rakyat, sang wakil rakyat masih saja KKN, memperkaya diri sendiri, nglunasi hutangnya waktu kampanye, memasukkan sanak famili ke dalam tender-tender program pemerintah. Dan yang nggak kalah penting, PROFESIONAL. Wakil rakyat harus bagus kinerjanya, amanah. Menjalankan dengan baik semua tugas dan tanggung jawabnya sebagai wakil masyarakat di pemerintahan. Dekat dengan rakyat setiap saat, tidak hanya sewaktu masa kampanye. Inilah semangat revolusi legislatif yang kita harapkan. Semoga tulisan singkat ini bisa membuat kita semakin cerdas dalam berkontribusi dalam pendidikan politik bangsa Indonesia. Amin :)
caleg cman cari untung aja,, itu mnurut saya pak...
ReplyDeletemasalahnya 'dia' kampanye cman cari massa agar 'dia' terpilih trs cari dana bwt ganti modal modal kampanye aja....
itu yg sering trjadi ddunia parpol skrg ini....
caleg =uleg2 heheheehe ya begitu lah caleg :D janji2 50% buat rakyat yang sisanya bwat parpol heheuahuauaa
ReplyDeletetapi paling tidak yang maju sebagai caleg lebih berani dari pada mahasiswa yang hanya bs berdemo dan berdemo gk mending maju jadi leader,hehehehe betul gk
insyaAlloh masih ada orang2 baik di sekitar kita. salah satunya saudara2 di http://pk-sejahtera.org, http://pksrungkut.wordpress.com. insyaAlloh harapan itu masih ada, jun :)
ReplyDeletecaleg = CAlon ngeLEG, duite rakyat, janjine pas pemilu
ReplyDeletecaleg = CAlon LEGreg ( rusak, perusak ) ngerusak lahan pekerjaan rakyat, tempat pemukiman fakir miskin, de el el tambahin sndiri deh kan masich banyak..
dkt rmh saya ada org yg fanatik pks bgt pak...
ReplyDeletenamae lupa aku pak...
^_^'
kyk2na dia jg pngurus partai pks...!!
iya harapan itu mashi ada tp kpn & dmn itu qt g tau pak...
ujung2nya kena duit ntar pak...
wkwkwkwkwk....
n_n
org mentri agama ind dulu aja trkena kasus korupsi,, pdhal dia tau sebab akibat kkn...
wkwkwkwkwk...
dasar org hidup cman yg dipikir
1. Harta
2. Tahta
3. Wanita
wkwkwkwkwkwk....
^_^'
sbg muslim kita dilarang berputus asa. tugas kita adalah ikhtiar, berusaha. lengkapi dgn doa dan tawakal. harapan itu PASTI masih ada :)
ReplyDeletejangan pilih politisi busuk. jangan pilih partai yg obral janji padahal kenyataannya lebih banyak mblesetnya dari pada benernya. semoga Indonesia lebih baik :)
ReplyDelete