Beberapa hari ini di media, baik elektronik maupun tulis, kembali ramai dengan berita tentang pengungkapan kasus aborsi yang dilakukan secara ilegal. Di TV, pernah saya lihat bahwa di septic tank rumah tempat praktek yang dibongkar ditemukan beberapa janin dan tulang bayi. Jiwa-jiwa yang suci dan nggak tahu apa-apa itu ternyata harus berakhir nyawanya karena keinginan calon orang tuanya tanpa sebab yang sama sekali dibenarkan. Naudzubillah...
Opini media menyudutkan bahwa dibalik semua peristiwa aborsi tersebut adalah minimnya kode etik dokter yang melakukan aborsi. Sepintas memang benar. Dokter menjalankan tugas karena ada permintaan, ada client yang membutuhkan. Dokter yang tidak paham kode etik apalagi dengan nilai moral spiritual yang minim ya alamat langsung diterima saja oreder-nya. Harga cocok, beres!
Namun, menurut saya masyarakat tidak boleh terlena dengan hanya menyalahkan si dokter. Kita harus waspada bahwa aborsi adalah dampak dari pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan yang jelas. Selama kita masih permisif (membiarkan atau bahkan meng-iya-kan) ya berarti akan semakin banyak muda-mudi yang bakal coba-coba dan akhirnya terperosok ke dalam jurang gelap tersebut. Terjadilah apa yang seharusnya belum boleh terjadi. Karena merasa belum siap menjadi orang tua, maka menggugurkan kandungan adalah solusinya. Potensi untuk terjadinya aborsi ya semakin membesar pula.
So, hati-hati khususnya buat para calon ibu. Jangan mudah tertipu iming-iming lelaki yang tidak berani bertanggung jawab. Hati-hati dengan rayuan gombal alias nggedabrus. Jangan sampai masa depan suram gara-gara janji-janji semu. Mari cegah aborsi dengan menolak pergaulan bebas. Free sex NO! Menikah YES! :)
SETUJUUUUUUUUUUUUUUUU
ReplyDeleteMENIKAH YES
ngeri banget
ReplyDelete