Sepenggal tulisan ini saya rasa tidak akan cukup untuk mewakili semua peristiwa yang terjadi dalam hidup seorang orang tua. Ya setidaknya yang esensi saja mungkin, yang touching, yang memorizing diantara ribuan atau bahkan jutaan momen yang dilalui. Beruntung bagi yang terbiasa menuliskan di buku harian. Klo saya kok sepertinya nggak bakalan sempat :)
Sobat, mengawali menjadi orang tua adalah pada saat menga-adzan-i sang buah hati yang masih imut, lemah, terkadang dengan tatap mata yang membuka dan menutup diselingi mulut yang umak-umik. Ya itulah kita ketika terlahir ke dunia. Syahdu, khusyu, dengan dada yang bergemuruh dan mata yang berkaca-kaca kalimat demi kalimat adzan dan iqomat mengalir pelan. "Ya Alloh, Engkau amanahi aku seorang anak yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepada-Mu"...
Hari-hari bersama si kecil, mengamatinya, makhluk sempurna yang Dia Ciptakan untuk menjadi Khalifah di bumi. Sayang dan serba hati-hati. Agenda rutin: membersihkan ompol dan pup-nya, pagi hari nyuci seember. Tak jarang tangan sampai lecet-lecet karena bekas di kain yang tak kunjung hilang meski sudah diucek-ucek berkali-kali. Hmm...
Hari berganti, sang buah hati mulai belajar berkomunikasi. Mata mulai berkedap-kedip aktif, telinga mulai berfungsi, senyum dan tawanya jadi penghapus penat seharian. Si kecil mulai bisa diajak bercanda. Bola mata yang putih bening, kulit yang halus, pipi yang nyempluk jadi obat kegalauan hati. Menggemaskan. Menggendong dan menimangnya bahkan menidurkannya di pelukan kita adalah hal yang luar biasa.
Usia 1 hingga 2 tahun dia mulai belajar berdiri, berjalan, berlari dan berbicara. Motorik dan kecerdasannya mulai terasah. Tak jarang orang tua mulai dibikin was-was dan gelisah campur bahagia. Yang namanya "netah" (membelajari jalan) itu sangat mengasyikan bagi si kecil, dan sebenarnya melelahkan bagi sang ortu, tapi lelah itu jadi tak terasa. Begitu lancar jalan malah jadi mengkhawatirkan, nubruk sana, nubruk sini, jatuh, ndlosor, nggeblak, dst seolah-olah jadi keharusan. Yang membahagiakan adalah ketika sepatah dua patah kata mulai bisa diucapkan oleh si kecil. Abi, umi, ayah, ibu, makan, dst. Dan rangkaian kalimat pun akhirnya bisa lancar dituturkan.
Masuk usia 3 tahun polah tingkahnya semakin hebat saja. Pertanyaan-pertanyaan unik, aneh, kritis seringkali muncul. Dan kita sulit menjawabnya. Permintaan-permintaan juga semakin banyak. Lihat ini minta, lihat itu minta. Diajak jalan-jalan ujung-ujungnya memperbesar pengeluaran. Temennya punya sesuatu, ikut-ikutan pengen. Berebut mainan, nangis karena tidak dituruti, merajuk ke kakek nenek. Apalagi klo ternyata masih ngompol pas tidur. Waduh... bikin hati adem panas. Nggak jarang klo ortu yang nggak sabaran bisa main tangan untuk mendiamkan. Belum lagi klo sudah berinteraksi dengan teman-teman sepermainannya. Nilai-nilai yang ditanamkan di rumah bisa mentah semua gara-gara di rumah temennya tidak diberlakukan semua. Muncullah pembangkangan. Walah-walah... So far, fase terakhir inilah yang paling berat untuk dilalui.
Sobat, mungkin itulah fragmen yang mungkin juga kita alami sewaktu masih kecil dulu. Di salah satu sisi, orang tua senang dengan lucunya, pintarnya kita. Tapi jangan lupa, di sisi lain nggak jarang kita justru begitu menyusahkan orang tua baik waktu, energi, dana, pikiran, perasaan dsb. Resiko menjadi ortu??? Memang ada benarnya. Tapi nggak ada salahnya klo mulai saat ini kita sering-sering berterima kasih kepada beliau berdua yang jelas-jelas telah mendidik dan membesarkan kita hingga seperti sekarang. Beliau berdua tiada punya pamrih, kecuali kelak anaknya menjadi sukses dan berbakti kepada orang tuanya. So, mari kita peluk erat bapak ibu di rumah sambil mengingat betapa besarnya pengorbanan yang beliau telah lakukan berdua demi kita. Mohon maaf atas segala kesalahan selama ini dan katakan dengan setulusnya : I LOVE YOU, MOM & DAD...
jadi teringat ortu dirumah, betapa beratnya sekaligus bahagianya menjadi orang tua.... jadi penasaran kapan bisa menjadi seorang orang tua....
ReplyDeleteassalamualaikum, wr.wb
ReplyDeletesepenggal baca kisah tulisan di atas jadi terketuk hati saya untuk menuliskan sesuatu yg dari dulu pengen saya ungkapkan....!!!
seseorang terlahir di dunia di tunggu dan di nanti oleh ortunya dengan bahagia, tetapi nasib bayi itu sendiri ortu jarang sekali ada yang tau di sela" tangisnya yg lucu ( dia selalu menangis dan berdoa ya allah apakah aku ini mampu menjadi khalifa di muka bumi ini ??? )
insya allah kal ortu mendidik anak ke jalan allah, maka allah akan memberi hidaya dan inayahnya. !!!
sepenggal cerita yang saya ungkapkan pak untuk melengkapi tulisan bapak dan sebenarnya masih banyak lagi yang perlu saya sampaikan ke bapak atau bapak yang menasehati saya karna saya cuma hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa.
ada 3 cita" ortu ke pada anak :
yang jarang sekali di sebutkan....!!!