Kisah ini saya dengar dari seorang motivator ternama, bapak Mario Teguh. Tepatnya dalam sebuah acara "Golden Ways" di salah satu TV swasta nasional. Tema yang diangkat waktu itu adalah belajar dari kegagalan, klo tidak salah. Berikut kurang lebih kisah selengkapnya yang bisa saya tulis ulang.
Anak ikan paus yang baru lahir memiliki keterbatasan dalam navigasi pergerakannya di laut. Hal ini sangat membahayakan jiwanya jika sang anak berenang di daerah yang banyak memiliki gunung maupun batu karang terjal. Kenapa? Klo sampai menabraknya ya jelas akan menimbulkan kematian, atau setidaknya luka parah.
Allah Maha Bijaksana. Ternyata sang ibu ikan paus dikaruniai insting bahwa ia harus menyelamatkan anaknya begitu arah navigasi mulai membahayakan jiwa sang anak, misal ketika mengarah ke batu karang. Caranya, sang ibu akan memposisikan tubuhnya berada diantara batu karang dan sang anak. Sehingga klo pun toh terjadi tabrakan, maka yang ditabrak oleh sang anak adalah tubuh ibunya sendiri yang jauh lebih aman dari pada batu karang. Hal ini jelas sebuah tindakan penyelamatan yang luar biasa.
Apa hikmahnya? Saudara pembaca yang berbahagia, begitulah mungkin skenario Alloh terhadap kegagalan yang kita alami. Ibarat induk ikan paus, maka kegagalan awal (dini) yang kita temui saat ini adalah upaya penyelamatan dari Alloh terhadap kegagalan yang daya hancurnya jauh lebih besar yang berada di balik itu semua. Itulah bukti kecintaan-Nya kepada manusia. Karenanya kita perlu berbaik sangka, positive thinking dalam menghadapi situasi yang paling sulit sekalipun, dengan tetap berpegangan bahwa di balik semua ujian, cobaan, musibah maupun kegagalan yang kita temui akan selalu ada hikmahnya. Terakhir, saya ingat status dari salah seorang teman, klo nggak salah "semua pasti indah pada akhirnya". InsyaAlloh. Keep fight... :)
“semua akan indah pada akhirnya”. sperti mottonya orang kristiani aja pak...mungkin ada kalimat lain?
ReplyDelete