Tuesday, October 14, 2008

MOTIVASI ORGANISASI MAHASISWA


Mahasiswa mempunyai peranan majemuk. Di salah satu sisi, ia harus berupaya menjadi pribadi yang sukses. Di sisi yang lain, ia adalah mahluk sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain. Untuk menjadi pribadi yang sukses maka ia harus belajar mencapai target-target pribadi, misalnya lulus tepat waktu, lulus dengan IP yang cukup, mempunyai ketrampilan dan keahlian di bidangnya, serta memiliki keseimbangan kecerdasan di semua aspek baik intelektual, emosional maupun spiritual. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang bersifat matematis, analitis, terstruktur. Kecerdasan emosional berarti kemampuan untuk mengendalikan diri (emosi) ketika berinteraksi dengan orang lain/ ketika menyikapi suatu kejadian serta kemampuan untuk berpikir lateral (kreatif). Sedangkan kecerdasan spiritual mengandung makna tentang penghayatan dan pemahaman yang mendalam tentang hakekat hidup, kebahagiaan dan keberhasilan sejati.


Sedangkan dalam berinteraksi sosial, mahasiswa memiliki posisi strategis di tengah-tengah piramida lapisan struktur masyarakat. Dengan lapisan masyarakat di bawahnya, mahasiswa harus mampu menyalurkan aspirasi dan melakukan pemberdayaan masyarakat. Dengan lapisan sosial di atasnya (birokrat dan praktisi profesional), mahasiswa dituntut bisa melakukan fungsinya sebagai moral force dan iron stock. Moral force berarti seorang mahasiswa harus berani mengkritisi kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak terhadap kebenaran, idealisme dan hati nurani. Sedangkan sebagai iron stock mengandung pesan bahwa mahasiswa adalah generasi masa depan yang nantinya pasti akan menggantikan orang-orang, posisi-posisi dan jabatan-jabatan yang ada sekarang. Di sini seorang mahasiswa perlu memiliki kemampuan bersosialisasi, manajemen dan berkomunikasi.


Tugas individu dan tugas sosial mahasiswa yang sedemikian komplek tersebut niscaya butuh bekal, butuh ilmu, dan butuh pembelajaran. Sebagaimana sebuah ungkapan bijak: “Ingin sukses dunia, ada ilmunya. Ingin sukses akherat, ada ilmunya. Dan untuk sukses dunia akherat juga ada ilmunya”. Masalahnya sekarang adalah kebutuhan ilmu yang sedemikian banyak itu ternyata hanya sebagian kecil saja yang bisa dipenuhi dari bangku kuliah. Itupun belum tentu maksimal hasilnya. Kurikulum perkuliahan di kelas sekitar 80 % hanya memenuhi kebutuhan akademik (hardskill). Padahal menurut survei Dikti di tahun 2006 tentang faktor penentu keberhasilan mahasiswa menunjukkan bahwa kontribusi hardskill hanya 20 %. Yang terbesar adalah softskill, 40 %. Yang kedua adalah networking sebesar 30 %. Dan sisanya sekitar 10 % adalah ketersediaan finansial.


Softskill, networking dan finansial tidak banyak dibahas di pertemuan-pertemuan kelas oleh dosen pengajar. Terus bagaimana solusinya? Di posisi seperti inilah organisasi-organisasi mahasiswa intra dan ekstra kampus mengambil peran utamanya. Dalam konteks ruang lingkup jurusan terdapat Himpunan Mahasiswa Jurusan (Himajur), sebuah lembaga mahasiswa yang legal formal secara dejure dan defacto. Berkoordinasi dengan Himajur terdapat beberapa komunitas mahasiswa yang saat ini tumbuh dan berkembang. Diantaranya adalah KoLu UPN (Komunitas Linux UPN), ILC (Informatic Learning Community), MIO (Mahasiswa Interest Oracle), Asisten Lab dan juga Infinity (Informatics Islam Community).


Masing-masing organisasi di atas dalam program kerjanya akan sering mengadakan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Sekali lagi, tujuan utamanya adalah menyuplai kebutuhan-kebutuhan ilmu maupun ketrampilan yang belum tercukupi hanya dari bangku kuliah. Berbagai kajian, kelompok diskusi, tutorial, pelatihan, bedah buku, workshop, kuliah tamu maupun seminar-seminar menjadi acara yang ditunggu-tunggu. Disini mahasiswa secara umum bisa berpartisipasi, setidaknya menimba ilmu sebagai peserta kegiatan. Namun di waktu-waktu berikutnya mahasiswa juga diharapkan bisa turut serta belajar teamwork sebagai panitia acara. HIDUP MAHASISWA!


[ Disampaikan dalam acara LANDASAN Teknik Informatika UPN "Veteran" Jatim 2008 ]


6 comments:

  1. Memang benar apa yang bapak utarakan adalah realita dalam dunia nyata, namun belum disadari oleh sebagian besar mahasiswa di Indonesia. Sebagian mahasiswa hanya terjebak pada rutinitas perkuliahan & mengejar gelar bergengsi atau bersenang - senang dengan teman - teman sebaya di kampus seperti masa SMA. Teman - teman saya sendiri sekelas ramai sendiri saat dosen menerangkan, mereka tidak juga sadar betapa banyak waktu yang telah mereka sia - siakan selama ini. Mereka menzalimi waktu & tempat. Waktu ibarat pedang, bisa menjadi senjatamu atau bisa membunuhmu.
    Sebenarnya saya juga ingin mengikuti kegiatan orma-orma yang ada di UPN, namun apa daya pagi hari saya harus menunaikan tanggung jawab di tempat kerja. Lalu pulang sore, sudah capek banget. Dengan sisa tenaga yang dibalut semangat menuntut ilmu karena ingin menggapai ridhoNYA, saya kuliah. Trus waktu untuk orma kapan??? Belum lagi saya tinggal di kos, jadi harus mengurus semuanya sendiri. Lagipula saya harus dapat tenaga dari mana lagi untuk kegiatan di orma??? Aduh pusing, deh!!!

    ReplyDelete
  2. assalamualaikum hidup juga mahasiswa,berorganisasi emang penting tapi lebih penting bisa mengayur waktu untuk hal hal yang bermanfaat

    ReplyDelete
  3. WADUH PAK KARSA KALAH TIPIS SAMA KAJI

    ReplyDelete
  4. benar pak, saya sangat setuju apa yang telah bapak jelaskan.

    ReplyDelete
  5. bagus pak, saya sangat setuju apa yang bapak jelaskan diatas

    ReplyDelete