Tuesday, August 31, 2010

Keutamaan I'tikaf

Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan maksud dari i’tikaf sebagaimana ucapannya: “Dianjurkannya i’tikaf adalah bertujuan untuk menundukan hati dan anggota tubuh kepada Allah, berlepas dari kesibukan dengan makhluk untuk menyibukkan diri dengan pencipta semata, dengan cara zikir dan menghadap kepada-Nya, kesibukan hati diganti dengan kesibukan mengingat-Nya, bertafakur untuk mencari ridho-Nya.”

Di antara keutamaan i’tikaf, selain ia merupakan sunah yang dicontohkan Rosulullah, I’tikaf memiliki keutamaan yang besar. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani dan Baihaqi, walau sebagian ulama tidak bersepakat atas keshohihannya namun hadits ini dapat diterima dan digunakan untuk keutamaan amal, dalam hal ini adalah i’tikaf:

عن ابن عباس رضى الله عنهما "ومن اعتكف يوما ابتغاء وجه الله جعل الله بينه وبين النار ثلاتة خنادق) كل خندق أبعد مما بين الخافقين . رواه الطبرانى والبيهقى والحاكم وصححه

Dari ibnu Abbas ra: “Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat. (HR. Thabrani, Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Hakim)
Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadits dari Tsauban ra meriwayatkan:

روى الخطيب وابن شاهين عن ثوبان أن النبى صلى الله عليه وسلم قال: "من اعتكف نفسه ما بين المغرب والعشاء فى مسجد جماعة لم يتكلم إلا بصلاة وقرآن كان حقا على الله تعالى أن يبنى له قصرا فى الجنة ".

Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di ةasjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga.”

Sumber: http://www.ikadi.or.id

Rasulullah bersabda, “Itikaf itu mencegah dari perbuatan dosa dan mengalirkan kebaikan. Jika engkau ber itikaf, hal itu seperti engkau berbuat semua jenis kebaikan yang ada dimuka bumi.” (HR Ibnu Majah)

Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang mendekatkan diri kpd Allah dengan perbuatan baik (sunnah/mandub) pada bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan suatu kewajiban (fardlu) pada bulan yang lain. Siapa saja yang menunaikan kewajiban (fardlu) di bulan Ramadlan , (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakannya 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain".

Sumber: http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/09/10/35968

Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang mendekatkan diri kpd Allah dengan perbuatan baik (sunnah/mandub) pada bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan suatu kewajiban (fardlu) pada bulan yang lain. Siapa saja yang menunaikan kewajiban (fardlu) di bulan Ramadlan , (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakannya 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain".

Source: http://arrahmah.com/index.php/news/read/2206/panen-pahala-di-bulan-ramadhan#ixzz0y9wRD31w

No comments:

Post a Comment